Minggu, 30 Juni 2013

Tugas IBD 3 tentang Tanggung Jawab

Manusia dan Tanggung Jawab

Manusia terlahir ibarat seperti selembar kertas putih yang masih bersih. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya usia, setiap manusia akan menuliskan catatan dan cerita tentang kehidupannya di setiap lembar kertasnya masing-masing. Yaa, kita semua pasti memiliki kepentingan dan urusan masing-masing yang harus kita selesaikan. Hal itulah yang menuntut kita untuk memilik rasa tanggung jawab. Menurut saya, tanggung jawab adalah rasa rela untuk menanggung semua akibat dan konsekuensi yang harus kita terima terhadap apa yang telah kita lakukan, walaupun itu baik atau buruk.

Seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya pengalaman hidup pastinya akan mendatangkan banyak konsekuensi dan tantangan yang harus dihadapi. Maka dari itu, kita memang dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab yang semakin besar. Semakin besarnya kekuasaan dan semakin bertambahnya pengalaman hidup kita, maka harus semakin besar pula rasa tanggung jawab yang kitta miliki.
Setiap manusia memiliki porsi tanggung jawab yang berbeda-beda. Menurut saya, tanggung jawab dapat diklasifikasikan ke dalam 2 jenis, sesuai dengan peranannya, yaitu:
a.       Tanggung jawab profesi
Tanggung jawab profesi ini merupakan tanggung jawab yang harus kita miliki yang sesuai dengan posisi dan profesi kita di tengah masyarakat dan dapat dikatakan juga pengabdian ke masyarakat. Berikut adalah beberapa profesi dan bentuk tanggung jawabnya, diantaranya :
·         Pemimpin (dalam bidang apapun) : Seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh yang baik dan dapat menuntun sekelompok orang yang dipimpinnya ke arah yang benar. Dan pemimpin harus mau menerima segala konsekuensi dan harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar.
·         Karyawan (dalam segala bidang) : Karyawan atau sebut saja para pekerja harus bisa menempatkan diri dan mengabdi sepenuhnya terhadap apa yang telah menjadi bidangnya. Harus dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
·         Mahasiswa : sama halnya dengan bentuk tanggung jawab yang lain, mahasiswa pastinya juga harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar dalam hal menyelesaikan tugas-tugasnya dan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.

b.      Tanggung jawab hakiki
Tanggung jawab hakiki menurut saya adalah rasa tanggung jawab yang terbentuk secara alamiah dan pasti mutlak akan dialami semua manusia di dunia ini dengan porsi yang sama. Berikut ada beberapa contohnya :
·         Ayah : Semua laki-laki di dunia ini suatu hari pasti akan menjadi seoarang ayah. Dan ayah yang baik harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar karena tugas seorang ayah memanglah tidak mudah. Seorang ayah harus menafkahi anak dan istrinya demi kelangsungan hidup mereka sebagai sebuah keluarga yang baik. Selain itu, ayah juga merupakan seorang pemimpin rumah tangga yang harus bisa menjadi panutan yang baik bagi para anggota keluarganya. Memberi pendidikan yang baik untuk anak-anaknya.
·         Ibu : seperti halnya ayah, semua perempuan di dunia ini pasti suatu hari nanti akan menjadi seorang ibu, dan ibu yang baik harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar pula. Bentuk tanggung jawab seorang ibu adalah membesarkan dan merawat anak-anaknya dan mengurus segala kebutuhan rumah tangga.
·         Anak : Seorang anak harus memiliki rasa berterima kasih terhadap apapun yang telah diberikan orangtuanya. Sebagai balas budi orang tua, bentuk dari rasa tanggung jawab seorang anak adalah menuntut ilmu setinggi-tingginya sehingga bisa membahagiakan orang tua.
Tentunya, tanpa kita sadari tanggung jawab memanglah hal terpenting untuk menjalanani hidup dengan baik. Rasa tanggung jawab memiliki nilai dan sugesti positif untuk kita dan orang lain. Kita bisa menunjukkan keunggulan dan kebaikan diri kita dengan perwujudan tanggung jawab tersebut. Semakin tinggi rasa tanggung jawab sesorang, maka eksistensi dirinya akan semakin terangkat ke arah yang positif. Untuk itu, marilah kita berusaha untuk memprioritaskan hal-hal apa saja yang harus kita kerjakan terlebih dahulu dan mulai menyadari diri untuk memiliki rasa tanggung jawab yang besar.
Pengalaman saya tentang bertanggung jawab yaitu pada saat saya melaksanakan prakerin atau biasa di sebut PKL yaitu pada saat saya sekolah di SMK. Disana saya benar-benar harus bertanggung jawab tehadap semua pekerjaan yang saya lakukan, dan harus bisa menghandel semua pekerjaan. Biarpun saya disana hanya sebagai seorang siswa yang masih prakerin saya tetap berusaha supaya bisa bersikap dan bekerja selayaknya seorang karyawan yang professional. Oleh karena itu sikap tanggung jawab itu sangat perlu dimiliki oleh semua orang. Supaya bisa bisa mempertanggung jawabkan segala perbuatannya, dan tidak jadi orang yang pecundang yang hanya bisa lempar batu sembunyi tangan.

Tugas IBD 2 Paper tentang IBD

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
      Ilmu Budaya Dasar (IBD) sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU) diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa di seluruh perguruan tinggi negeri atau swasta, bertujuan untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan apresiasi terhadap lingkungan budaya. Hal ini penting disebabkan oleh dua hal:
1.      Tema-tema ilmu budaya dasar merupakan tema-tema inti permasalahan dasar manusia yang dialami dan dihadapi seperti tema-tema yang telah disusun oleh Konsorium Antar-Bidang Depdikbud yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab dan keadilan, kegelisahan, dan harapan.
2.      Pada zaman sekarang terdapat kecenderungan bahwa ilmu atau ilmuan sering mengabaikan masalah sikap dan perilaku moralnya sendiri terhadap sesama manusia. Yang ada dalam pikiran ilmuan adalah menguak tabir aspek ontologis dan epistemologis demi mencapai kelezatan hidup materialnya saja. Ilmuwan dalam menerapkan ilmunya (segi aksiologisnya) sering mengabaikan unsur manusiawinya, kurang berbudaya, dan tidak “halus”. Padahal, pembangunan nasional itu pada hakikatnya adalah pembangunan manusia. 
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Ilmu Budaya Dasar?
2.      Apa latar belakang adanya ilmu budaya dasar?
3.      Mencakup apa saja Ilmu pengetahuan menurut Prof. Dr. Hasya Bachtiar ?
4.      Apa saja ruang lingkup ilmu budaya dasar?
5.      Apa hubungan ilmu budaya dasar dengan ilmu eksak?
  

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Budaya Dasar
      “Ilmu Budaya Dasar” adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam Pengetahuan Budaya.
Definisi tentang pengetahuan budaya : “Pengetahuan Budaya (the humanities) adalah pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini dapat dibagi lagi dalam keahlian-keahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni music, seni rupa dan lain-lain. Dengan demikian disini jelas dapat dibandingkan antara pengertian the humanities (Ilmu Budaya Dasar) dengan Culture (Kebudayaan). The Humanities atau Humaniora itu menurut L.Wilardjo adalah : sikap dan perilaku masal moral manusia terhadap sesamanya. Jadi Humaniora ini dilihat dari definisi L.Wilarjo sebagai seperangkat sikap dan perilaku manusia.
Sedangkan kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris) = tsaqafah (bahasa Arab), berasal dari perkataan Latin: “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. Ditinjau dari bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang berarti daya dan budi. 
Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut. Menurut Dawson dalam bukunya “Age Of The Gods”, kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture is a common way of life). Sedangkan menurut E.B Taylor dalam bukunya : “Primitive Culture” kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Dan Dr.Moh.Hatta mengatakan kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
Sepintas definisi-difinisi tersebut kelihatan berbeda-beda, namun sebenarnya prinsipnya sama, yaitu sama-sama mengakui adanya ciptaan manusia. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa : Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dan budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
2.2 Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar
            Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan system pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. System pendidikan tersebut merupakan kelanjutan dari politik balas budi yang diajukan oleh Conrad Theodore Van Deventer. Adapun tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil dalam bidang administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita.
Sampai sekarang, system pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga ahli yang berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu.
Padahal pendidikan itu seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan
dapat berperan sebagai sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya. Sehingga perguruan tinggi Indonesia mampu menghasilkan sarjana yang tidak asing dengan kehidupan masyarakat serta gejolak perkembangan dan kebutuhannya, dan juga mengenali dimensi lain di luar disiplin ilmunya. Sebagai ikhtisar untuk tujuan itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai pelengkap pembentukan sarjana, yang mampu memecahkan permasalahan yang timbul dalam lingkungan masyarakat.
Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana. Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
·         Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatife pemecahannya.
·         Kemampuan profesional yang merupakan kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
·         Kemampuan personal yang merupakan kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian
Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarkat Indonesia.
Adapun latar belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahannya sebgai berikut :
·         Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.
·         Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat yang menimbulkan pergeseran system nilai budaya dan sikap yang mengubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas social, yang diikuti oleh hubungan interaksi yang bergeser dalam kelompok masyarakat. Sementara ini, terjadi juga penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dengan demikian, dapat dipahamai bila penggeseran nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan berbangsa.
·         Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antarsuku maupun dengan kebudayaan dari luar. Terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan asing bukan hanya menyebabkan intensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga penyebarannya berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya. Terjadilah perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat, yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa. 
2.3 Ilmu Pengetahuan Menurut Prof. Dr. Hasya Bachtiar.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, terlebih dahulu kita akan mengetahui pengelompokan ilmu pengetahuan berdasarkan pengemukakan oleh Prof. Dr. Hasya Bachtiar berikut ini:
1. ) Ilmu-ilmu Alamiah(Natural Science)
Ilmu ini bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang ada di dalam alam semesta. Untuk itulah diperlukan metode ilmiah. Caranya dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan tersebut. Setelah itu dibuatlah suatu analisis untuk menentukan suatu kualitas yang hasilnya nanti akan digeneralisasikan(diumumkan). Setelah itu dibuatlah prediksi. Hasil dari penelitian tersebut adalah 100% benar dan 100% salah. Contoh Ilmu yang termasuk dalam kategori ini adalah: astronomi, fisika, biologi, kimia, kedokteran, dan mekanika.
2. ) Ilmu-ilmu Sosial(Social Science)
Ilmu ini ini digunakan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang ada di dalam kehidupan manusia.
Untuk itulah digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil
penelitiannya tidaklah mungkin 100% benar, hanya mendekati kebenaran saja yang disebabkan oleh
tidak dapat berubahnya keteraturan dalam kehidupan manusia tersebut dari waktu ke waktu.
Contoh Ilmu yang termasuk ke dalam kategori ini adalah: Ilmu Ekonomi, Sosiologi, Politik, Demografi,
Psikologi, dsb.
3 .) Pengetahuan Budaya(The Humanities)
Ini bertujuan untuk Memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji itu digunakanlah peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, lalu diberi arti. Umumnya peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan tersebut ada di dalam tulisan-tulisan. Metode ini tidak ada kaitannya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada separuh dari metode ilmiah.
Pengetahuan Budaya dibatasi terbatas sebagai pengetahuan yang mencakup disiplin seni dan filsafat.
Keahlian inipun dapat dibagi-bagi ke dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari,
seni rupa, seni musik, dsb. Sedangkan ilmu budaya dasar adalah usaha yang diharapkan akan dapat
memberikan pengertian yang umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
yang berkaitan dengan manusia dan kebudayaan itu sendiri. Dengan kata lain, ilmu budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu Budaya dasar memang berbeda dengan pengetahuan Budaya. Dalam Bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar disebut “Basic Humanities”, sedangkan pengetahuan budaya disebut “The Humanities”. Ilmu Budaya Dasar mengkaji tentang pengetahuan dasar dan pengertian-pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangka untuk mengkaji masalah manusia dan budaya. Sedangkan pengetahuan budaya hanya mengkaji nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya(homo humanus) saja.
2.4 Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
      Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan di atas, ada dua masalah yang bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah tersebut ialah :
·         Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanitie), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
·         Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, social dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan persamaan, tingkah laku, dan kelakuan mereka.
Menilik masalah pokok yang biasa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, Nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
  
Tim IBD dari Konsorsium sudah berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah tersebut secara fleksibel. Pada tahun 1972 misalnya, masalah-masalah tersebut dibagi menjadi 10 tema atau 10 topik :
1.      Manusia dan pandangan hidup
2.      Manusia dan asuhan
3.      Manusia dan tanggung jawab
4.      Manusia dan cinta kasih
5.      Manusia dan kegelisahan
6.      Manusia dan derita (penderitaan)
7.      Manusia dan harapan
8.      Manusia dan ketulusan
9.      Manusia dan pengabdian
10.  Manusia dan keadilan
Pada tahun 1973 Tim IBD membagi masalah-masalah tersebut menjadi 15 tema atau topic, yang disusun sesuai dengan “lingkungan hidup manusia”.
1.      Kelahiran
2.      Kebahagiaan dan humor
3.      Cinta kasih dan keterbukaan
4.      Kedirian manusia dan perkelaminan
5.      Pengeluaran, pemanfaatan, dan penaklukan alam
6.      Keindahan dan khayalan
7.      Kekuatan dan kehormatan 
8.      Kedakuan, pemberontakan, dan perbudakan
9.      Penderitaan
10.  Keadilan dan hak
11.  Kebebasan
12.  Kebijakan dan pandangan hidup
13.  Kerinduan Ilahi
14.  Iman dan kesucian
15.  Kematian
Kemudian pada tahun 1978, Tim IBD menyusun kembali masalah-masalah tersebut menjadi 7 topik yaitu :
1.      Keadilan
2.      Tanggung jawab
3.      Cinta kasih
4.      Pengabdian
5.      Harapan
6.      Kegelisahan
7.      Penderitaan
Dan pada tahun 1980 Tim IBD merumuskan menjadi 8 topik :
1.      Pandangan hidup
2.      Keindahan
3.      Cinta kasih
4.      Tanggung jawab dan pengabdian
5.      Keadilan
6.      Kegelisahan
7.      Penderitaan
8.      Harapan 
Akhirnya pada tahun 1982 Konsorsium menurunkan rumusan terbaru sebagai berikut:
            Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah budaya.
            Kedua maslah pokok tersebut di atas, sudah barang tentu masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan. Rumusan masalah-masalah yang akan dikaji dalam Ilmu Budaya Dasar diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu menusia sebagai makhluk Budaya. Tema ini akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, yaitu :
1.      Manusia dan cinta kasih
-          Cinta antara pria dan wanita
-          Kekeluargaan
-          Persaudaraan
2.      Manusia dan keindahan
-          Kontemplasi
-          Ekstasi
3.      Manusia dan penderitaan
-          Nasib buruk
-          Penyesalan
-          Kehilangan yang dicintai
4.      Manusia dan keadilan
-    Rasa keadilan
-   Perlakuan yang adil
5.      Manusia dan pandangan hidup
-          Cita-cita
-          Kebajikan
6.      Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
-          Kesadaran
-          Kewajiban
-          Pengorbanan
7.      Manusia dan kegelisahan
-          Keterasingan
-          Kesepian
-          Ketidakpastian
8.      Manusia dan harapan
-          Kepercayaan diri
-          Gairah mengatasi kesulitan
Dari pengembangan masalah-masalah tersebut di atas nempak sekali bahwa orientasi dalam Ilmu Budaya Dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayannya.
Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut di atas pada dasarnya termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the humanities).
Dan sebagaimana dikemukakan, untuk mendekati masalah yang akan dikaji dengan Ilmu Budaya Dasar, bisa digunakan cabang-cabang pengetahuan budaya, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan antara berbagai bidang. Perwujudan mengenai cinta kasih, misalnya terdapat dalam karya-karya sastra, tarian, music, filsafat, lukisan, patung dan lain sebagainya yang semuanya merupakan benda-benda budaya. Untuk itu poko bahasan mengenai manusia dan cinta kasih dapat didekati dengan menggunakan karya-karya tersebut.
Dengan penyusunan tema-tema semacam itu, dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah mengidentifikasikan dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.
Di samping itu agar mahasiswa juga dapat memperhatikan norma-norma yang membantu pendidikan. Walaupun penyusunan semacam itu diharapkan untuk mendekatkan dengan pengalaman mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk menyesuaikan dengan kondisi tempat belajar daerah setempat.
2.5 Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Ilmu-Ilmu Eksak.
      1.      Hubungan IBD dengan Ilmu Teknik
Sesuai dengan pengertian dan sasaran ilmu budaya, maka tidak mengherankan jika pengetahuan budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu-ilmu teknik, justru ilmu teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu tidak mengherankan, jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan, dan sebagainya.
Hal itu dapat kita perhatikan pada hasil yang berbentuk bangunan-bangunan, seperti rumah, bangunan jembatan, motor, robot dan lain sebagainya.
2.      Hubungan IBD dengan Ilmu Pertanian
Sesuai dengan pendapat dalam uraian di atas, yaitu hubungan IBD dengan ilmu-ilmu teknologi, maka hubungan IBD dengan ilmu-ilmu pertanian sama juga.
Hasil kesadaran budi manusia berkaitan erat dengan ilmu-ilmu pertanian. Hal itu terjadi sejak masyarakat kita bersifat agraris.
Sekarang, dalam masa modern ini hasil budi kita juga mengacu arah kemajuan. Karena itulah, maka IBD berusaha mengikuti perkembangan dan mengaitkan dengan ilmu-ilmu pertanian modern, antara lain: berperhatian pada tanah sebagai fokusnya, pada tanam-tanamannya, pada hama dan penyakitnya dan berperhatian kepada perekonomiannya dan seterusnya.
·         Hubungan IBD dengan tanah sebagai fokusnya 
Konsep IBD merupakan pengejawantahan manusia yang berbudi, sadar untuk berperhatian langsung kepada tanah sebagai focus sasarannya. Manusia itu bergabung dengan manusia lain dan akhirnya akan berkelompok. Mereka mempunyai tujuan yang sama untuk mencapai cita-citanya dan mereka itulah yang kita sebut masyarakat. Dalam masyarakat itulah biasanya mereka membuat peraturan-peraturan bersama dan peraturan itu ditiadakan, kemudian peraturan itu diturunkan kepada anak keturunannya.
Mengenai hubungan manusia dengan tanah dalam alam modern ini sering timbul pertentangan karena adat masyarakat itu. Masyarakat mempertahankan berlakunya adat yang dipatuhi, sedang masyarakat modern menginginkan ketidak patuhannya demi ide yang diliputi akal budi yang sadar. Untuk kepentingan itu akal budi manusia selalu berusaha agar dapat memperbolehkan tanahnya diolah dan diubah untuk meningkatkan produksi, serta mengubah tanahnya yang kurang subur itu menjadi tanah yang subur serta bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Begitu pula mengenai penggunaan alat-alat modern dalam pertanian, waktu pengolahan dan waktu bertanam. Biasanya usaha itu oleh adat dianngap tabu.
Disinilah peranan ilmu budaya untuk mengatasi kesulitan sampai mencapai tujuan.
·         Hubungan IBD dengan tanam-tanaman sebagai fokusnya
Sesuai dengann sub pokok bahasan mengenai tanam-tanaman pun sering menjadi masalah yang rumit untuk di atasi. Hal itu terasa sekali ketika kita akan mengubah tanaman pada jenis wulu dengan tanaman padi jenis PB. Begitu pula bagaimana cara kita menjelaskan kepada masyarakat untuk dapat izin menanam jenis tanaman tertentu dicampur dengan tanaman yang lain yang berguna, tetapi tidak merugikan tanaman yang pokok. Jelas tidak benar, jika para budayawan akan mencapai tujuannya itu dengan cara melawan adat.
Di sinilah para budayawan pertanian berperan sekali untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan di sector pertanian. 
Untuk meningkatkan pengembangan itu para ahli yang berbudaya yang cocok dengan tanah kita.


BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 > Ilmu Budaya Dasar” adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam Pengetahuan Budaya.
>  Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dan budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
>  Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan system pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan dengan tujuan menghasilkan tenaga terampil dalam bidang administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita. Padahal pendidikan itu seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya. 
> Menurut Prof. Dr. Hasya Bachtiar , Ilmu pengetahuan meliputi :
            – Ilmu-Imu Alamiah ( Natural Science )
            – Ilmu-Ilmu Sosial ( Social Science )
            – Pengetahuan Budaya ( The Humanities )
>  Ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar terdiri dari:
1.      Manusia dan cinta kasih
2.      Manusia dan keindahan
3.      Manusia dan penderitaan
4.      Manusia dan keadilan
5.      Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
6.      Manusia dan kegelisahan
7.      Manusia dan harapan
> Hubungan IBD dengan ilmu eksak. Sesuai dengan pengertian dan sasaran ilmu budaya, maka tidak mengherankan jika pengetahuan budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu-ilmu teknik, justru ilmu teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu tidak mengherankan, jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan, dan sebagainya. Jadi IBD merupakan ilmu yang bertugas mendasari mental pribadi mahasiswa yang untuk dapat menerima, meresapi dan menghayati ilmu-ilmu budaya di samping ilmu-ilmu lain yang menjadi ilmu disiplinnya masing-masing.  

DAFTAR PUSTAKA

Sulaeman, Munandar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : PT REFIKA ADITAMA, 1998

Tugas IBD 1.3 Resensi Puisi

Puisi Tentang Nyanyian gagang telepon

Seperti halnya puisi yang berjudul Ide Tuhan, berikut :
Dengan bermahkotakan mimpi tajam
kadang sesuatu yang telah terbuka tak
layak tuk terdefinisi/apalagi/jika sinar-Nya
tak lagi memihak

Judul buku    :    Nyanyian Gagang Telepon
Pengarang     :   Obic Adnanie
Penerbit         :   Bukupop
Tahun terbit   :   Cetakan Pertama, Agustus, 2009
Tebal buku     :  70 halaman
Resensi           :   Edwin Ihsani

Banyak latar belakang seorang penulis membuat sebuah karya, termasik di dalamnya puisi. Puisi di latar belakangi oleh beberapa faktor penulis dalam memberikan pemikiran-pemikiran atau gagasan penulis melalui puisi termasuk di dalam buku kumpulan puisi yang berjudul Nyanyian Gagang Telepon oleh Obic Adnanie.

Tugas IBD 1.2 Prosa Baru

Novel Bunga Cantik dibalik Salju

Judul : Bunga Cantik di Balik Salju
Penulis : Titik Andarwati
Penerbit : Diva Press
Dimensi : 14 cm x 20 cm
Tebal : 458 halaman

a.      Sinopsis novel

Di usia yang masih sangat muda, 19 tahun, Lana telah memutuskan untuk mengasuh Denniz, anak dari sahabatnya yang meninggal sewaktu melahirkan. Ayah si bayi sendiri, Brian, tidak mau mengakui anaknya. Pertentangan dari keluarga Lana jelas terjadi walau akhirnya mereka menerima Denniz dan membantu merawatnya.

Hidup yang berat bagi Lana. Di usianya yang ke-25, dia memutuskan untuk tinggal sendiri bersama Denniz dan membiayai sendiri hidupnya dengan bekerja sebagai staf pengajar pada sebuah lembaga pendidikan asing.

Memiliki Denniz selama 6 tahun membuat Lana kebal saat orang-orang menatapnya dengan kagum, iba, sinis, ataupun jijik saat Denniz memanggilnya “mama”. Semua itu tidak mengubah apa pun, dia tetap mencintai Denniz dan menganggap keputusannya untuk mempertahankan Denniz adalah keputusan terhebatnya.

Cintanya kepada Denniz menjadikan dirinya mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri, termasuk kebutuhan akan seorang laki-laki yang seharusnya mulai ia pikirkan untuk mendampingi hidupnya kelak.

Hingga suatu hari, hadirlah sosok Dhimas, laki-laki keren dan pujaan banyak wanita memasuki kehidupan Lana. Dhimas yang hanya mengetahui bahwa Lana adalah seorang Ibu dengan satu anak menerima Lana apa adanya, seburuk apapun masa lalu Lana tanpa ia tau keadaan yang sebenarnya.

Namun tidak semudah itu untuk Lana menerima Dhimas sebagai pendamping hidupnya, serta menjadi pabrik figur seorang Ayah untuk Denniz. Butuh pertimbangan yang tidak sedikit untuk hal itu, hingga ia memutuskan untuk menerima Dhimas sebagai Suaminya.

Akhirnya, Lana menerima Dhimas, dan mereka segera menikah. Hingga suatu ketika Dhimas mempertemukan Lana dengan keluarga besar Dhimas, terbukalah rahasia besar bahwa sebenarnya Lana belum pernah melahirkan seorang anak dan membuat Dhimas sangat terkejut.

Lana dan Dhimas akhirnya resmi menikah.

b.      Unsur Intrinstik Novel
Tema
Seorang wanita yang kuat dan tegar, memiliki hati yang baik untuk merawat seorang bayi sahabatnya ketika ia sendiri masih sangat muda.
Perjuangan hidup seorang wanita yang mandiri.
Wanita yang mengagumkan, rela dicap 'tidak benar' oleh tetangga-tetangganya demi merawat Denniz.
Tokoh
Tokoh Utama : Maulana Andara Restu
Tokoh Kedua : Denniz
Tokoh Ketiga : Dhimas Mahesa
Tokoh Pembantu : Megan, Fany, Dhyas, Yudha, Rindra, Pak Sinclair, Ruben, Yudha, Brian
Tokoh Piguran : Pak Rudi, Bu Rina, Hendra, Diki, Anggra, H. Bakrie, Emi
Penokohan :
Maulana Anadara Restu : Sosok perempuan yang kuat dan tegar, keinginannya untuk mandiri sejak muda, dan sangat menyayangi Emi sahabatnya yang telah meninggal, juga sangat menyayangi anak angkatnya yaitu Denniz.
Denniz : Anak kecil yang lucu, pintar, cuek dan manja.
Dhimas Mahesa : Sosok laki-laki tampan, cuek dan mapan. Ia sangat menyayangi Denniz dan Lana.
Penokohan lainnya.
Alur
Alur maju mundur, dimana novel menceritakan keadaan Lana saat itu kemudian harus kembali kepada masa lalu untuk menjelaskan alasan mengapa Lana akhirnya membesarkan Denniz sebagai seorang Ibu. Dan akhirnya kembali maju dengan menceritakan Lana dan Dhimas akhirnya menikah.

Sudut Pandang
Sudut pandang orang pertama

Amanat :
Tidak ada anak yang dilahirkan dengan keadaan haram. Perbuatan orang tuannya lah yang haram.
Karena aku mencintai kamu. Perempuan akan lebih bisa bertahan kalau dia dicintai daripada harus mencintai. Dan aku mencintai kamu.
Dandelion adalah bunga liar yang kuat. Bahkan, saat tumbuhan lainnya mati, dandelion tetap hidup. Menahun. Dandelion bisa hidup di mana saja asalkan ada sinar matahari. Di sela-sela batu, di dekat rel kereta api, ataupun di retakan-retakan trotoar pun ia bisa hidup. Dan, aku pun ingin seperti itu. Hidup seperti dandelion.
Jadilah diri sendiri dan selalu bersyukur tentang apa yang sudah Tuhan berikan.
Keunggulan dan kelemahan novel
  • Keunggulan Novel :
a)      Novel ini mengajarkan kita akan apa arti tegar, kuat, mandiri dan cantik sebenarnya
b)      Sebuah bacaan menarik yang sangat inspiratif
c)      Kata-katanya mudah dipahami
d)     Pewatakan tokoh mudah dipahami dan digambarkan secara jelas
e)      Alur cerita mudah dipahami meski alur maju mundur, dan alur tersebutlah yang membuat kita menjadi semakin penasaran.
  • Kelemahan Novel :
a)      Halaman novel cukup tebal.
b)      Ada beberapa sesi cerita yang cukup panjang dan sedikit membosankan karena intinya sama saja.
Kesimpulan

Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja, terutama untuk wanita. Sesuai konsep nya yang inspirasional, novel ini memberikan kita banyak inspirasi, pesan dan kesan yang dapat mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran. Sebuah novel yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana.

Tugas IBD 1.1 Prosa Lama

Dongeng Tentang gadis berkerudung Merah
Di tepi sebuah hutan di kaki gunung, berdirilah sebuah rumah. Rumah itu tidak begitu besar, tetapi dari luar tampak sangat nyaman. Di dalam rumah itu tinggal seorang wanita tua. Meskipun sudah tua, wanita itu masih sangat mampu mengurus dirinya sendiri. Di seberang hutan di belakang rumahnya, ada sebuah desa dimana putrinya tinggal. Dari putrinyalah wanita itu memiliki seorang cucu. Seorang gadis kecil.
Gadis kecil itu lahir saat tengah malam, saat bulan bulat penuh bersinar terang bahkan di tengah hutan yang gelap. Dan mungkin karena itulah gadis kecil itu memiliki kulit putih hampir pucat yang membuatnya seperti selalu bersinar di antara anak-anak lain. Dan yang membuat gadis kecil itu berbeda adalah, dia sama sekali tidak takut saat malam tiba. Dia seperti menjadi lebih berani saat bulan muncul.
Saat gadis itu merayakan ulang tahunnya yang kelima, neneknya datang dan memberinya hadiah yang terbungkus kertas berwarna coklat dan diikat dengan pita putih. Dengan penasaran gadis kecil itu membuka kadonya. Setelah pita dibuka dan lipatan kertas diuraikan, matanya melebar berbinar-binar. Dengan tangan kecilnya gadis itu mengangkat benda berwarna merah di hadapannya dan memandanginya dengan wajah memerah. Dan setelah memeluknya dan mengibar-ngibarkannya sambil berputar-putar, gadis kecil itu menubruk neneknya dan tersenyum lebar. "Terima kasih nenek!"
Dan neneknya mengecupnya dan mengucapkan selamat ulang tahun sambil tersenyum. Kemudian, gadis kecil itu mulai kebingungan bagaimana harus memakai benda merah itu. Diapun berlari menghampiri ibunya dan memberikan hadiahnya pada ibunya, dia merengek agar ibunya segera memakaikan benda merah cantik itu padanya. Ibunya mengangkat benda itu dan dengan segera memasangnya di tubuh putrinya. Dia mengikat tali di kedua bahu putrinya dan terakhir menutup kepala putrinya dengan kerudung merah yang menggantung dari jubah merahnya. Setelah terpasang sempurna, gadis itu tersenyum lebar dan berputar-putar, membuat jubah merahnya berkibar. Saat itu, dia sudah sama sekali melupakan hadiah dari ibu dan ayahnya yang belum dibukanya dan masih tergeletak di lantai.
Dan disisa hari itu, gadis kecil itu terus memakai jubah merahnya hingga dia tertidur di sofa empuk di depan perapian, di pangkuan neneknya, berharap agar neneknya tidak pulang ke rumahnya di sisi lain hutan. Jadi, wanita itu tinggal bersama putrinya untuk malam itu.
Di tengah hutan, terdapat sebuah gua. Di dalam gua itu seekor luper* kecil tinggal sendirian. Sudah lama dia tidak bertemu dengan kawanan luper lain dan dia sudah sangat terbiasa hidup sendirian di dalam guanya yang hangat.
Pada suatu siang, saat luper kecil itu sedang menikmati tidur siangnya untuk menghindari cahaya terang matahari, telinganya tiba-tiba bergoyang dan berdiri tegak saat menangkap sebuah suara di dekat mulut guanya. Dia menaikkan wajahnya sedikit untuk mengendus bau yang masuk dari luar gua, kemudian dia mendengkur dan kembali melanjutkan tidur siangnya. Di luar gua, seekor kelinci gemuk dengan bulu coklat melompat melewati mulut gua dan masuk ke dalam lubang di bawah pohon besar tidak jauh dari situ.
Sejauh yang bisa diingat luper kecil itu, dia belum pernah sekalipun melihat luper lain di dalam hutan. Dia sama sekali tidak tahu di mana orang tuanya atau bahkan apakah dia memiliki orang tua.
Luper kecil itu sesekali berjalan ke desa dengan jubah berkerudung yang pernah ditemukannya di bebatuan di tepi sungai untuk menyembunyikan telinganya yang berbulu. Kadang dia hanya memandangi orang-orang yang kadang memberinya sepotong roti dengan wajah gemas, kadang dia berjalan-jalan tanpa tujuan mengelilingi desa dan memandangi anak-anak kecil yang berlarian. Kadang anak-anak kecil itu menatapnya lama-lama, kemudian mereka biasanya akan tersenyum lebar dan melambai padanya.
Terakhir kali dia berjalan ke desa, dia bertemu dengan gadis kecil yang memakai jubah merah. Gadis itu menatapnya dengan penasaran, dan saat luper kecil itu balas menatapnya, gadis itu tersenyum lebar dan menghampirinya, memberinya sebuah benda bulat berwarna-warni yang terasa manis. Belum pernah sekalipun luper itu mencicipi benda seperti itu. Dan untuk pertama kali, luper itu membalas senyuman yang diberikan padanya. Setelah itu, gadis kecil itu bersama wanita yang menggandeng tangannya meninggalkan luper itu duduk sendirian sambil menjilati benda bulat manis di tangannya.
Hari itu terasa berbeda dari hari-hari biasanya, dan luper itu berharap akan bertemu lagi dengan si gadis berkerudung merah itu dan wanita yang bersamanya yang entah mengapa membuatnya merasa nyaman saat wanita itu menepuk kepalanya yang berkerudung dengan ringan.
Setelah matahari tenggelam dan bulan mulai berkuasa di langit, luper itu mengangkat kepalanya. Matanya yang berwarna hitam berkilat di dalam gelapnya gua, dalam sekejap warna hitamnya memudar dan digantikan pupil berwarna keemasan. Diapun berjalan keluar dari dalam gua, mencari sesuatu untuk sarapan malamnya. Pertama, luper itu berjalan ke arah sungai untuk membasahi kerongkongannya yang kering. Dan setelah puas minum, luper itu mencuci wajahnya dan tangan juga kakinya yang sedikit kotor. Dia terbiasa melakukannya saat akan berjalan ke desa, dan lama-kelamaan, itu menjadi hal yang wajib dilakukannya. Malam itu, dia tidak ingin ke desa, dia ingin berjalan ke tempat lain. Arah sebaliknya.
Setelah beberapa saat berlari (berjalan versinya) luper itu sampai di dekat tepi hutan. Dia berhenti saat mencium aroma wangi yang seperti menguras seluruh isi perutnya, membuatnya lapar dalam sekejap. Dengan penasaran, luper itu mulai mendekati sumber aroma hingga sampai di tepi hutan. Sebuah rumah kecil berwarna coklat berpagar abu-abu dengan halaman depan yang dipenuhi bunga-bungaan tampak di hadapannya. Dari cerobongnya tampak asap tipis berwarna kelabu. Jendela rumahnya tampak bercahaya keemasan, dan luper itu hanya terbengong di pinggir hutan.
Tanpa sadar kakinya perlahan membuatnya mendekati rumah itu, aroma wangi yang menyerbu hidungnya seperti membuat tubuhnya melayang, seperti ngengat yang otomatis terbang mendekat begitu cahaya tampak di depannya. Dan sebelum luper itu menyadarinya, pintu rumah itu terbuka dan seorang wanita tua berambut keperakan muncul dan menatapnya. Saking terkejutnya, luper itu hanya balik menatap wanita itu, sama sekali lupa menutupi telinganya yang mencuat di kedua sisi kepalanya. Walau begitu, wanita tua itu tersenyum padanya dan memanggilnya masuk. Dengan patuh luper itu berjalan mendekat dan berhenti di depan pintu, menatap wanita tua yang masih saja tersenyum padanya.
"Kau mau berdiri terus di situ atau masuk dan ikut mencicipi kaserol ayamku yang masih hangat di depan perapian?" tawar wanita itu membuat luper kecil itu menatapnya dan dengan gugup masuk ke dalam rumah. Wanita itu kemudian berjalan di depannya dan menyuruhnya duduk di sebuah kursi di depan perapian. Kemudian dia muncul lagi dengan dua buah piring berukuran sedang dan memberikan salah satunya pada luper itu. Dengan mata hitam berbinar, luper itu menatap sepotong kaserol di piringnya. Itu adalah benda paling sedap yang pernah diciumnya selain aroma manis permen yang pernah dicicipinya. Tambah lagi, benda itu mengeluarkan uap yang membuatnya susah payah menahan air liur.
Luper itu kemudian melirik wanita tua di hadapannya, wanita itu memotong kaserolnya dengan garpu kemudian menusuk potongan kaserolnya dan memakannya. Dan luper itu mengikutinya (itu juga pertama kalinya luper itu memakai garpu dan piring untuk makan). Saat memasukkan kaserol itu ke dalam mulutnya, mata luper itu berbinar-binar dan dia mulai menghabiskan kaserolnya dengan lahap membuat wanita itu tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah menghabiskan sepotong kaserol untuk yang kesekian kali, luper itu sekarang menggenggam cangkir yang mengepul. Cairan di dalamnya berwarna putih kental dan anehnya dia sangat menyukai baunya yang manis sekaligus gurih. Dia merasa pernah mencium aroma itu tetapi sama sekali tidak bisa mengingatnya. Perlahan luper itu mulai meminumnya, tetapi masih juga tidak mengingat kapan dan di mana dia pernah mencicipi rasa yang hampir serupa. Wanita itu masih saja menatapnya dengan diam hingga luper itu menghabiskan seluruh isi cangkirnya dan menggenggam cangkirnya sambil menjilati bibirnya yang 'berkumis' putih. Masih ada aroma susu yang tertinggal di cangkir itu, dan dia menyukainya.
"Apa yang kau lakukan di hutan?" tanya wanita itu memecahkan kesunyian. Luper itu hanya menatapnya tiba-tiba dan perlahan telinganya terlihat melemas, menyatu dengan rambut hitamnya yang mencuat. Mata luper itu kembali pada cangkir di tangannya.
"Aku, tinggal di hutan," luper itu menjawabnya dengan lirih seolah dia baru saja bisa berbicara dengan suara manusia. Tanpa sadar wanita itu membelalak, tetapi dengan cepat dia menyembunyikannya dan tersenyum lalu mulai menanyai luper kecil itu pertanyaan-pertanyaan sederhana dan dijawab dengan singkat. Satu hal yang segera disadari wanita tua itu, anak kecil dengan wajah manis dan rambut hitam mencuat yang sewarna dengan matanya itu adalah anak luper yang entah bagaimana memiliki bentuk lebih menyerupai manusia (kecuali untuk telinganya), dan anak itu sama sekali tidak menyadari kalau dirinya adalah seekor luper (atau makhluk setengah luper karena wanita itu tahu luper tidak bisa berbicara). Dan dari selera makannya, wanita itu langsung bisa menebak kalau luper kecil yang duduk di hadapannya sangat jarang memakan sesuatu yang masih berdarah dan sering berkeliaran di desa. Entah kenapa, luper kecil itu menyukai berada di dekat manusia, mungkin karena instingnya yang membuatnya lebih nyaman berada di dekat sesamanya.
*luper: serigala humanoid. Ukurannya dua kali serigala biasa dan tetap merupakan makhluk karnivora. Bukan manusia serigala.

Kesimpulan dan analisinya adalah :
Cerita ini mengisah tentang seorang gadis bernama Kerudung Merah, yang mengenakan kerudung merah atau topi sederhana. Gadis itu berjalan melalui hutan untuk memberikan makanan kepada neneknya yang sedang sakit itu (jus anggur dan roti pisang).
Seekor serigala ingin memakan gadis itu, dan roti pisang dalam keranjang, tapi takut anjing kecil yang dibawanya. Dia mendekati si Kerudung Merah dan mengatakan kepadanya mau pergi kemana. Dia menyarankan gadis itu untuk memilih beberapa bunga. Sementara itu, serigala pergi ke rumah nenek dan berhasil masuk dengan berpura-pura menjadi gadis itu. Dia menelan seluruh tubuh nenek, (Dalam beberapa cerita, dia mengunci nenek di dalam lemari), dan menunggu gadis itu dengan menyamar sebagai nenek.
Ketika gadis itu tiba, ia melihat bahwa neneknya terlihat sangat aneh. Si Kerudung Merah kemudian berkata, "Telinga Nenek besar sekali!," ("Supaya aku bisa mendengar suaramu lebih jelas, cucuku"), "Tapi, Nek, mata Nenek besar sekali!," ("Supaya aku bisa melihatmu lebih jelas, sayangku"), "Tapi Nek tangan Nenek besar sekali!," ("Supaya aku bisa memelukmu dengan erat, sayangku") dan terakhir "Tapi Nek mulutmu besar sekali!" ("Supaya aku dengan gampang menangkapmu!"). Serigala langsung melompat tempat tidurnya dan menelan si Kerudung Merah, kemudian tertidur lelap.

Seorang penebang pohon (dalam Grimm Brothers, dan selalu dalam tradisi Jerman adalah seorang pemburu), entah bagaimana, datang untuk menyelamatkan dan membuka perut serigala yang masih tertidur dengan kapaknya. Si Kerudung Merah dan neneknya muncul tanpa terluka. Mereka mengisi tubuh serigala dengan batu-batu berat. Serigala terbangun dan mencoba melarikan diri, tetapi batu-batu itu menyebabkan dia ambruk dan mati.