Senin, 27 Oktober 2014

Tugas 2 : Softskill Bahasa Indonesia

Karangan Deskriptif, Naratif, Persuasif, dan Argumentatif

1.      Karangan Naratif

Karangan Naratif adalah karangan yang menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.

Contoh:
Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.

2.      Karangan Deskriptif

Karangan Deskriptif adalah karangan yang menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakannyasendiri.

Contoh:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Parang Tritis. Gelombang ombak bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-kiri, aku bisa memandang air laut sejauh mata memandang, pandai dengan bukit berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku dan terasa asin air itu ketika bibirku terkena percikan. Sepanjang aku berjalan, hampir pinggiran pantai dipenuhi oleh pengunjung wisatawan. Kulihat ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi yang paling membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis manca negara yang menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa yang aku lihat, pantai ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai Parang Tritis.


3.      Karangan Persuasif

Karangan Persuasif adalah karangan yang bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.

Contoh:
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati tenggelam. Oleh karena itu, selayaknya warga masyarakat tidak lagi percaya hal-hal gaib dan bisa mengedepankan penalaran logika atau akal sehat. Pemerintah daerah pun sebaiknya memberikan pemahaman yang benar mengenai penyebab bencana laut kepada warga di sekitar pantai. Informasi tersebut dapat diteruskan kepada wisatawan guna meningkatkan kewaspadaan mereka.

4.      Karangan Argumentatif

Karangan Argumentatif adalah karangan yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta

Contoh:
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati tenggelam.

Perbedaan Karangan Deskriptif, Naratif, Persuasif, dan Argumentatif


Deskriptif
Naratif
Persuasif
Argumentatif
Ø Menggambarkan atau melukiskan sesuatu. 

Ø  Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera. 

Ø  Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri. 

Ø  Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.

Ø  Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.

Ø Dirangkai dalam urutan waktu.

Ø Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.

Ø Menekankan susunan secara kronologis.

Ø  Bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.

Ø  Penulis tidak menggunakan bentuk paksaan terhadap pembaca, melainkan menggunakan upaya untuk merangsang pembaca mengambil keputusan sesuai kemauan penulis. Salah satu upaya itu adalah menyajikan bukti dan alasan.

Ø  Di dalamnya disertakan alasan  yang bersifat motorik dalam karangan / pada paparan.

Ø  Disertai alasan penulis untuk mempengarahui, meskipun terdapat data berupa bukti-bukti itu pun terdapat hanya sedikit.
Ø  Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.

Ø  Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar.

Ø  Pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.

Ø  Membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian dan menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas.

Tugas Sofstkill 1 : Bahasa Indonesia (Rencana Usaha)

Rencana Usaha Pupuk Tani


1.     Latar Belakang
Usaha pupuk tani ini saya buat untuk memudhkan para petani di indonesia khusunya di daerah bekasi dan sekitarnya untuk mendapatkan pupuk tani dengan kualitas terbaik dan supaya hasil dari semua tanaman yang mereka tanam bisa tumbuh dengan kualitas terbaik, mengingat daerah ini merupakan daerah dengan wilayah yang penduduknya sebagian masih ada yang berprofesi sebagai petani khususnya di daerah bekasi utara dan karawang. Karena indonesia adalah negara yang agraris dan memiliki tanah yang subur untuk ditanami berbagai macam tanaman baik buah, sayur, umbi-umbi-umbian dan padi. Disini saya lebih menekankan untuk penjualan pupuk untuk padi, karena mengingat padi adalah komodity utama dalam bidang pertanian, dan tidak lantas membuat saya untuk tidak menjual pupuk lain. Disini saya juga menjual pupuk untuk tanaman hias, tanaman yang berbuah, dan juga racun untuk membasmi hama-hama tanaman.

2.     Tujuan Usaha
Tujuan dari usaha ini yaitu untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para petani dalam hal mendpaatkan dan membeli pupuk untuk tanaman mereka, karena tak sedikit petani yang kesulitan mendapatkan pupuk bagi tanaman yang mereka tanam. Dan usaha ini juga bertujuan untuk membuat tanaman yang di tanam lebih memiliki kualitas dan tidak kalah dengan hasil tanaman yang di luar negeri. Disini saya ingin supaya hasil tanaman indonesia lebih bisa di nikmati oleh negara kita sendiri dan bukan malah terpinggirkan karena adanya hasil produk tanaman dari luar negeri contohnya buah – buahan dan sayur-sayuran yang di import dari luar negeri. Harusnya kita juga bisa membuat hasil tanaman kita bisa di eksport ke luar negeri.

3.     Modal dan Kebutuhan yang diperlukan
Modal yang dibutuhkan sebenarnya cukup besar namun disini saya ingin mencobanya secara bertahap dan memulai dari modal yang cukup sedikit lebih dahulu yaitu dengan modal Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Disini modal itu kita gunakan untuk menyewa tempat untuk gudang penyimpanan pupuk dan membeli produk pupuk itu sendiri. Karena saya baru mencoba untuk membuat usaha di bidang pupuk ini jadi saya membeli produk pupuk jadi saja. Jadi disini awalnya saya hanya penjual pupuk jadi saja dan mensuplai ke para petani yang membutuhkan, jika berjalan baik dan bisa diterima oleh para petani maka saya akan mencoba untuk membuat produk pupuk sendiri.

No.
Kebutuhan
Biaya
1.
Menyewa Tempat (Ruko) Luas : 70 m2
Rp. 5.000.000,00 / tahun
2.
Membeli pupuk tani
Rp. 20.000.000,00
3.
Membeli alat transportasi (motor 3 roda)
Rp. 18.000.000,00
4.
Keperluan lain-lain
Rp. 7.000.000,00

Total
Rp. 50.000.000,00

Lalu disini saya haya membutuhkan 2 orang untuk mengelola usaha ini yaitu 1 orang untuk menyuplai pupuk-pupuk yang saya jual ke customer, dan 1 orang lainnya untuk menjaga di bagian ruko/gudang. Dan disini saya mebagi sitem gaji karyawan dengan cara setiap penghasilan yang di dapatkan tiap bulannya jika pemasukan 1 bulan mendapat Rp. 5.000.000,00 maka akan dibagi dengan presentasi 50% : 25% : 25% Yaitu pemilik usaha mendapat Rp. 2.500.000,00 dan 2 karyawan mendapat masing-masing Rp. 1.250.000,00. Dan setiap karyawan akan secara bergantian mengantarkan barang dan berjaga di toko setiap 2 minggu sekali jadi pekerjaan yang mereka berdua itu adil dan tidak akan ada yang saling iri dalam bekerja sama dalam menjalankan usaha ini.

4.     Contoh gambar produk
Inilah contoh produk pupuk yang kami jual, disini ada berbagai macam pupuk dari pupuk untuk padi maupun untuk tanaman hias dan tanaman yang berbuah.





Rabu, 08 Oktober 2014

Algoritma Pembentukan Garis (Tugas Grafik Komputer & Pengolahan Citra)

Algoritma Pembentukan Garis

Digital Diferential Analyzer (DDA) adalah algoritma pembentukan garis berdasarkan perhitungan Dy atau Dx, Garis dibuat menggunakan dua ujung garis, yaitu titik awal (x1, y1) dan titik akhir (x2, y2). Setiap koordinat titik (xk, yk) yang membentuk garis diperoleh dari perhitungan, kemudian hasil perhitungan dikonversikan menjadi nilai integer.

Langkah-langkah pembentukan garis berdasarkan algoritma DDA adalah:

1. Tentukan dua titik yang akan dihubungkan dalam pembentukan garis.
2. Tentukan salah satu sebagai titik awal (x1, y1) dan titik akhir (x2, y2).
3. Hitung dx = x2 – x1 dan dy = y2 – y1
4. Tentukan step, yaitu jarak maksimum jumlah penambahan nilai x atau nilai y, dengan ketentuan:
     a.  bila |dx| > |dy| maka step = |dx|
     b.  bila tidak, maka step = |dy|
5. Hitung penambahan koordinat pixel dengan persamaan:
      x_inc = dx / step
      y_inc = dy / step
6. Koordinat selanjutnya (x+x_inc, y+y_inc)
7. Plot pixel pada layar, nilai koordinat hasil perhitungan dibulatkan
8. Ulangi step nomor 6 dan 7 untuk menentukan posisi pixel berikutnya sampai x = x1 atau y = y1.

Kesimpulan :
Point atau titik adalah representasi grafis atau geometri yang paling sederhana bagian sederhana dalam objek spasial. Representasi ini tidak memiliki dimensi, tetapi dapat diidentifikasikan di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar dalam bentuk simbol-simbol tertentu. Sedangkan untuk line atau garis adalah bentuk geometri linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yg berdimensi satu. Batas geometri poligon merupakan garis.
Keuntungan  dari  algoritma  Digital  Differential  Analyzer  (DDA) adalah tidak perlu menghitung koordinat berdasarkan persamaan yang lengkap (menggunakan metode off set)
kerugiannya  dari algoritma  Digital  Differential  Analyzer  (DDA) adalah adanya akumulasi Round-off errors,  sehingga garis akan melenceng  dari garis lurus, selain itu operasi round-off juga menghabiskan waktu.