Rabu, 07 November 2012

PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Pertumbuhan penduduk yang makin banyak dan semakin cepat, mendorong pertumbuhan berbagai aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, aspek budaya, aspek ekonomi, aspek politik, dan aspek-aspek lainya. Dengan adanya pertumbuhan berbagai aspek kehidupan tersebut, maka semakin bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen dan menjadi kompleks.
Berbeda dengan makhluk lain, manusia memiliki kelebihan dalam kehidupannya. Karena manusia dapat mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan akal budi manusia telah terungkap pada perkembangan kebudayaan baik kebudayaan rohani maupun kebudayaan kebendaan.
Pertumbuhan penduduk merupakan suatu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi dan masalah penduduk. Disamping pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu negara maupun dunia. Contohnya adalah bertambahnya penduduk berarti luas pulau juga harus bertambah, dan juga seperti persediaan makanan, perumahan, lapanan pekerjaan, jumlah sekolah dan sebaginya. Itu perlu kita ingat semua dalam mempelajari tentang pertumbuhan penduduk khususnya negara kita sendiri yaitu Indonesia.
Menurut survey beberapa pengamat dunia mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk dunia dari tahun 1830 sampai 2006 mencapai 2 % pertahunnya. Bayangkan apabila satu tahun itu ada 1 milyar penduduk dunia, dan setiap tahunnya naik sampai 2 %, berapakah jumlahnya pasti melebihi dari yang kita duga, sebaliknya dengan kondisi daerah atau wilayah yang dapat kita huni tidak bertambah luas sedikit pun malahan bertambah sempit karena pembuatan proyek-proyek besar dunia, jadi mengurangi wilayah yang dapat di huni dengan layak bagi para umat manusia.
Data tentang penggandaan penduduk dari tahun 1650 sampai tahun 1975 bila di presentasekan jumlahnya bertambah setiap tahun hingga lebih dari 100 % pertahunnya. Faktor-faktor demografi yang mempenaruhi pertumbuhan penduduk ada 3 yaitu : faktor kematian, faktor kelahiran, dan faktor migrasi.
Dalam setiap pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Dan biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.
  1. Kematian
Disini ada 2 jenis tingkat kematian yaitu :
                            
a.        Tingkat kematian kasar (crude death rate “CDR”)
Tingkat kematian kasar merupakan banyaknya jumlah orang yang meninggal dalam satu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara rumusan seperti ini :
CDR = (jumlah kematian : jumlah penduduk pertengahan tahun) x 1000
Pada negara yang sudah maju angka kematian kasarnya lebih rendah dari pada ngara yang sedang berkembang.
b.      Tingkat kematian khusus (age specific death rate)
Tingkat kematian itu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Umpama seperti pria berumur 85 tahun memiliki kemungkinan lebih besar untuk mati dibandingkan dengan pria yang berumur 30 tahun.
Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakanlah tingkat kematian menurut umur atau biasa di sebut SDR. Dengan tingkat kematian ini menunjukan hasil yang lebih teliti. Karena angka ini menyatakan banyaknya kematian pada kelompok tertentu 1000 kelompok pada kelompok umur yang sama, maka dapat dibuat rumus seperti :
SDRi = (Di : Pmi ) x K
Ket : Di = kematian penduduk kelompok berumur i
         Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok umur i
         K  = konstanta (=1000)
  1. Fertilitas (kelahiran hidup)
Pada pengukuran ini tidak sederhana seperti dalam pengukuran moralitas, hal ini disebabkan adanya alasan-alasan sebagai berikut :
·         Sulit untuk mendapat angka yang ststistik pada kelahiran hidup karena banyak bayi yang mati saat beberapa minggu di lahirkan, dan hal ini biasanya dicatat sebagai kelahiran mati.
·         Wanita memiliki kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggalnya hanya sekali)
·         Makin tua umur sorang wanita maka semakin sedikit pula kemungkinan memiliki anak lagi.
·         Dalam pengukuran ferilitas akan melibatkan hanya satu orang wanita saja.
Migarasi merupakan aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang atua bisa disebut juga dengan gerakan penduduk. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas, mobilitas adalah perpindahan secara luas atau teritorial secara permanen. Sedangkan migrasi bila dikaitkan dengan unsur waktu di tempat yang baru misalnya 6 bulan atau satu tahun.sedagkan bila mereka yang pindah tempat tinggal kurang dari batas waktu tersebut itu disebut mobilitas sirkuler.
Faktor-faktor yang menyebebkan seseorang atau kelompok melakukan migrasi adalah :
·         Karena persediaan sumber daya alam
·         Lingkungan sosial budaya
·         Potensi ekonomi
·         Alat masa depan
Proses migrasi terbagi menjadi 2 proses yaitu Proses migrasi langsung dan Proses migrasi bertahap/tidak langsung.
Secara garis besar kemampuan migrasi di indonesia dibagi menjadi 2 kemampuan yaitu Urbanisasi dan migrasi internasional atau biasa disebut transmigrasi.
Akibat dari Migrasi :
  1. Urbanisasi (dari desa ke kota) , urbanisasi ini berakibat terhadap kota yang dituju karena akan mengakibatkan semakin padatnya penduduk yang tinggal di perkotaan, dan akan mengakibatkan pertumbuhan desanya sendiri karena semakin sedikit penduduk yang tinggal di desa maka akan berimbas kepada desa itu sendiri dan desa yang ditinggalkan akan jadi kurang berpotensi.
  2. Migrasi interegional, biasanya migrasi ini dilakukan oleh mereka yang berumur produktif. Seperti contohnya adalah kota jakarta yang setiap tahunnya mengalami penigkatan jumlah penduduk yang dikarenakan oleh migrasi penduduk dari desa ke jakarta.
  3. Migrasi antar negara, contoh dari migrasi ini adalah perpindahan seorang penduduk dari indonesia ke amerika. Atau sebaliknya dari luar negri ke dalam negri.
Ada 3 jenis struktur penduduk yaitu :
  1. Piramida penduduk muda
  2. Piramida Stationer
  3. Piramida bentuk tua
Pertumbuhan dan perkembangan budayaa di indonesia dari zaman batu sampai zaman logam, berdasarkan pendapat para ahli prehistoris ternyata zaman batu itu terbagi menjadi 2 yaitu Zaman batu tua (Palaeolitikum) dan Zaman batu muda (Neolotikum).
Kebudayaan agma Hindu dan budha di Indonesia
Agama hindu masuk ke indoneisan pada abad ke 3 dan ke 4, dan khususnya melalui pulau jawa. Hindu yang berasal dari india itu berlangsung luwes dan mantap. Pada abad ke 5 agama Budha dan Budhisme masuk ke indonesia, dan melalui pulau jawa juga sama seperti Hindu. Agama budha dapat dikatakan lebih maju di banding agama Hindu pada saat itu, walaupun demikian kedua agama itu tetap dapat mengembangkan agamanya secara berdampingan dan damai. Dan juga penganut agama budha dan hindu di indonesia saat itu mampu membangun seni dan bangunan-bangunan tingkat tinggi, contohnya seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Badut, dan masih banyak yang lainnya yan semuanya tersebar di Indonesia.
Kebudayaan agama Islam di Indonesia
Agama islam masuk ke indonesia sebelum abad ke 11 dan masuknya melalui pulau jawa khusunya kota gresik. Dan agama islam masuk ke indonesia tidak dengan secara paksa melainkan dengan cara baik-baik, dan juga karena sikap toleransi yang dimili negara kita. Ketika kerajaan majapahit mulai surut masa kejayaannya, muncul dan berkembanglah negara-negara yang ada di pekat pantai, dan negara-negara itu berkembang dnegan cara malakukan perdagangan-perdangangan  ke dalam maupun luar negri. Dan para negara-negara itu pun terpengaruh dan mulai menganut agama islam. Dareah yang belum amat terpengaruh agama hindu dan budha adalah di daerah banten, aceh, sumatera, dan kalimantan. Agama islam berkembang sangat pesat di indonesia dan menjadi agama yang mayoritas di anut oleh orang indonesia. Dan kebudayaan islam memberikan saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian pada penduduk indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar